kritik arsitektur

GINTING

24314573

4TB07

KRITIK YANG BERWENANG (THE AUTHORITATIVE SETTING)

Sydney opera house

Fasilitas ini memiliki desain ekspresionis modern, dengan serangkaian cangkang "beton" pracetak besar,  masing-masing terdiri dari bagian bola dengan radius 75,2 meter (246 kaki 8,6 inci),  membentuk atap struktur, Bertaruh di podium monumental. Bangunan ini mencakup luas 1,8 hektar (4,4 hektar) dan panjangnya 183 m (600 kaki) dan lebar 120 m (394 kaki) pada titik terluasnya. Hal ini didukung pada 588 dermaga beton yang tenggelam sebanyak 25 m (82 kaki) di bawah permukaan laut.

Meski struktur atapnya sering disebut sebagai "kerang" (seperti pada artikel ini), panel beton pracetak yang didukung oleh rusuk beton pracetak, bukan kerang secara ketat.  Meskipun kerang tampak seragam putih dari kejauhan, mereka sebenarnya menampilkan pola chevron halus yang terdiri dari 1.056.006 ubin dengan dua warna: krim putih dan matte glossy. Ubin tersebut diproduksi oleh perusahaan Swedia Höganäs AB yang umumnya menghasilkan ubin keramik untuk industri kertas-gilingan. 

Terlepas dari genteng kerang dan dinding tirai kaca ruang foyer, eksterior bangunan sebagian besar dilapisi dengan panel agregat yang terdiri dari granit merah muda yang digali di Tarana . Perawatan permukaan interior yang signifikan juga mencakup beton berbentuk bebas, kayu lapis birch putih Australia yang dipasok dari Wauchope di utara New South Wales, dan kotak sikat glulam .

Dari dua ruang yang lebih besar, Concert Hall berada di kelompok kerang barat, Teater Joan Sutherland di kelompok timur. Skala kerang dipilih untuk mencerminkan persyaratan ketinggian internal, dengan ruang masuk yang rendah, naik di atas area tempat duduk hingga ke menara panggung tinggi. Tempat yang lebih kecil (Teater Drama, Playhouse dan Studio) berada di dalam podium, di bawah Concert Hall. Sekelompok kecil kerang yang berada di sisi barat Monumental Steps menempatkan Bennelong Restaurant. Podium dikelilingi oleh ruang publik terbuka yang besar, dan area halaman depan yang diaspal dengan batu besar dengan tangga monumental yang berdekatan secara teratur digunakan sebagai ruang pertunjukan.

Ada cerita tentang kemarahan, pemecatan, penolakan, skandal, kelebihan dana di balik pembuatan Opera House Sydney ini. Pada 1957, Jorn Utzon, dari Demark terpilih untuk merancang bangunan itu.

Desain Utzon sejatinya ditolak oleh komite pemilihan kompetisi, namun terselamatkan oleh juri dan arsitek Finlandia, Eero Saarinen. Proyek pembangunan Opera House Sydney hanya diberikan dana sebesar 18 juta dollar Australia atau sekitar Rp 186 miliar lebih dan akan selesai dalam 18 bulan.

Ternyata, pembangunan gedung opera itu berjalan lambat dan melelahkan. Pada 1966, hampir 10 tahun dari pembangunan awal, pemerintahan baru New South Wales memberhentikan Utzon dari proyek dan mengakhiri gajinya, serta membekukan semua biaya dalam proyek.

Posisi Utzon digantikan oleh arsitek Australia, Peter Hall yang memenangkan desain orisinal untuk Opera House Sydney. Peter menghabiskan dana sebesar 102 juta dollar Australia atau setara Rp 1 triliun lebih.

Peter total menghabiskan waktu enam tahun, karena proyek Opera House Sydney selesai dalam 16 tahun. Utzon pun tak pernah menyelesaikan bangunan ini, tapi ia mendapatkan permintaan maaf formal dari Opera House pada 1999.

Jalan jalan di dubai

hari pertama di dubai, setelah srapan pagi tunjuan kita selanjutnya adalah Bastakiya merupakan salah satu kawasan tradisional di dubai, lokasinya jauh dari kebisingan, dan terdapat galeri kecil di bastakiya, untuk kalian yang ingin melihat masa lalu dubai kalian wajib kesini, disini saya dan teman teman saya melakukan observasi untuk melengkapi salah satu tugas kuliah kawasan ini terleltak di dekat dubai creek,

Setelah kita selesai berkunjung ke bastakia kita melanjutkan perjalanan untuk makan siang di sebuat restoran, kemudian kami melanjutkan perjalanan ke dubai creek untuk berbelanja di kawasan gold seok, setelah kami tiba di ubai creek kami menaiki perahu untuk menyebarang ke kawasan gold seokyang ada di sebrang dubai creek selama 5 menit, kemudian saya disana berbenja makanan, souvenr dan juga baju, harga sebuah coklat satu lusin 20 dirham, kemudian harga baju anak anak 25 dirham, untuk sebuah souvenir miniatur burj al arab sedang 20 dirham. setelah selesai kita menlanjutkan perjalanan ke hotel.

hari kedua kita melanjut kan perjalanan ke burj al arab tetapi hanya di pantai untuk berfoto2 hahaha

setelah dari burj al arab kita melanjutkan perjalanan ke palm jumairah untuk berkunjung ke mall atlantis untuk observasi kelompok lain dan untuk kelompok kita hanya berkekliling dan berfoto foto 

kemudian kita melanjutkan perjalannan untuk makan siang dan lanjut ke mall amirat dan burj  khalifa untuk melihat fuontain di depan burj khalifa

kemudiian sorenya kita balik ke hotel hari yang melellahkan di dubai tapi menyenangkan karena bisa melihat berbagai macam banguanan dengan arsitektur keren yang belum pernah ita lihat dan juga fasilitas kota yang sangat nyaman dan nomoer satu, 

Sampai di negeri Gurun

Dubai (dalam bahasa Arab: دبيّ, Dubaīy) adalah satu dari tujuh emirat dan kota terpadat di Uni Emirat Arab (UEA). Terletak di sepanjang pantai selatan Teluk Persia di Jazirah Arab. Kotamadya Dubai kadang-kadang disebut Kota Dubai untuk membedakannya dari emirat.

Dokumen tertulis menyatakan keberadaan kota ini selama 150 tahun sebelum pembentukan UEA. Dubai berbagi kekuasaan hukum, politik, militer dan ekonomi dengan emirat lain dalam lingkaran federal, meskipun setiap emirat memiliki yurisdiksi terhadap beberapa kekuasaan seperti penegakan hukum sipil dan pemantauan dan pembaharuan fasilitas lokal. Dubai memiliki populasi terbesar dan merupakan emirat terbesar kedua menurut luasnya, setelah Abu Dhabi. Dubai dan Abu Dhabi adalah satu-satunya dua emirat yang memiliki hak veto terhadap masalah kritis kepentingan nasional dalam Dewan Nasional Federal negara itu. Dubai telah dipimpin oleh dinasti Al Maktoum sejak 1833. Pemimpinnnya saat ini, Mohammed bin Rashid Al Maktoum, juga menjabat sebagai Perdana Menteri dan Wakil Presiden UEA.

setelah saya transit dari bangkok akhirnya saya menginjakan kaki di dubai negri metropolitan paling maju dalam segi arsitektur, saya dan rombongan tiba di dubai sekitar jam 8 malam setelah di dalam pesawat kurang lebih 6 jam setengah, cukup melelahkan dan membosankan guys, sebelum mendarat di bandara saya berekpektasi mungkin bandara dubai lebih keren di banding bandara bangkok, ternyata setelah menginjakan kaki di bandara biasa saja sama sperti bandara pada umumnya, tapi ada sau hal yang bikin lebih keren di banding bandara bangkok yaitu fasilitasnya, ketika di bandara bangkok setelah kita keluar dari pesawat kita menuju pintu keluar dengan berjalan kaki dan itu cukup lumayan jauh, akan tetapi di bandara ini stelah keluar dari pesawat dan berjalan kurang lebih 2 menit saya tidak melihat pintu keluar saya hanya melihat tranfortasi atau kendaraan seperti kereta tetapi hanya terdapat 1 gerbong kecil, saya menengok kanan kiri dan ternyata semua orang masuk kedalam kereta dan menaikinya, saya pun ikut masuk kedalam kereta bersama dengan teman, yang ada didalam fikiran "ini kita mau di bawa kemana" dengan kecepatan kencang kereta melaju kurang lebih 1 menit kereta terbuka dan semua rang keluar dari kerete, saya mengikuti mereka ketika di luar saya berjalan menggunakan eskavator, tidak lama saya menjumpai bagianmenjumpai bagian visa administrasiternyata kereta tadi adalah salah satu kereta pengantar agar lebih cepat ke tempat tujuan tanpa harus berajalan kaki lama lama, sungguh keren fasilitas yang ada di bandara biarpun designnya biasa saja tapi fasilitasnya sangat keren,

dalam penanganan visa tidak terlalu ketat seperti yang berada di bandara thailand, emudian kami pun lanjut mengambl koper bawaan dan keluar dari bandara dengan seorang tourgate yang cantik untuk melanjutkan perjalanan ke hotel.

Bandara keren Bangkok

Bandar Udara Suvarnabhumi  adalah bandara internasional yang melayani kota Bangkok, Thailand, merupakan bandara baru untuk menggantikan Bandara Internasional Don Muang. Setelah beberapa kali penundaan, bandara ini akhirnya mulai dibuka secara terbatas pada tanggal 15 September 2006 dan seluruhnya pada tanggal 28 September 2006.

Bandara ini terletak di Racha Thewa, di distrik Bang Phli, provinsi Samut Prakan, sekitar 25 kilometer sebelah timur Bangkok. Nama Suvarnabhumi dipilih oleh Raja Bhumibol Adulyadej yang artinya tanah emas. Bandara ini mempunyai menara kontrol dengan tinggi 132,2 meter, menjadikannya sebagai bandara dengan menara kontrol tertinggi di dunia.

Luas terminal bandara (563.000 meter persegi) juga menjadikannya sebagai bandara yang mempunyai luas terminal tunggal kedua di dunia di bawah Bandara Internasional Hong Kong.

Di Asia, bandara ini juga menjadi bandara tersibuk keempat di bawah Bandar Udara Internasional Haneda, Bandar Udara Internasional Beijing dan Bandar Udara Internasional Hong Kong.

pertama kali saya mengijakan kaki di thailan saya terkagum dengan bandara suvarnabhumi bangkok yang sangat keren, bandara ini berbentuk seperti salib, strukturnya menggunakan baja yang sangat besar, bandara ini menunjukan struktur sebgai estetika yang di tunjukan kepada setiap mata orang yang melihatnya,

saya sangat suka dengan dsin interior dalammnya yang memanjan seperti lorong, yang mengekpose trukturnya akan tetapi terlihat nyaman di mata, kalo boleh sedikit nyindir bandara suta kayanya kalah deh sama bandara ini, klo anda gak percay coba aja dateng kesini

walaupun mayoritas penduduk di sini menganut kepercayaan hindu budha, tapi masih di sediakan ushola untuk muslim yang ingin menjalankan sholat

designnya oke fasilitasnya oke, pelayanan nya oke petugas bandaranya cantik cantik tapi awas loh di negara ini terkenal dengan banci paling banayak dan pling cantik jadi jangan sampe salah orang. oh yah sedikit cerita unik ketika saya berada di toilet ada seorang petugas yang memberitahukan cara penggunaan fasilitas yang tersedia di toilet tapi yang bikin kagum setelah di lihat dan di amati baik baik ternyata petugas itu adalah seorang cewek yang berdandan seperti cowok, jangan heran lah yah negara ini emang kek gitu tapi ya agak sedikit canggung juga, 

saya berada di bandara hanya sebentar karna harus melanjutkan perjalanan kehotel jadi sekian cerita saya di bandra

Berburu Souvenir di Thailand

Bangkok - Kota Bangkok adalah salah satu surga belanja favorit wisatawan Indonesia. Ada banyak night market dan mal di sana, tapi kalau mau yang suasananya asyik, segera saja pergi ke Asiatique di tepi Sungai Chao Phraya.

Ada sekitar 140 toko yang buka mulai pukul 17.00 sore waktu Bangkok. Aneka barang dijual di sini mulai baju, benda seni, dekorasi rumah, suvenir, makanan, fesyen dan aksesoris. 

Cara pergi ke Asiatique sangat mudah. Dari mana pun Anda berada di Bangkok, naiklah kereta komuter BTS ke Stasiun Saphan Taksin lalu turun tangga ke dermaganya. Atau kalau naik perahu, berhentilah langsung di dermaga Saphan Taksin. Dari dermaga Saphan Taksin ada perahu shuttle gratis ke Asiatique. kalau saya sih pake bis dari travel.

katanya Asiatique dulunya adalah gudang pelabuhan sungai yang direnovasi menjadi tempat perbelanjaan. Arsitektur gudang tetap dipertahankan dan menjadi keunikan Asiatique. Kawasan belanja ini dibagi menjadi 4 distrik yaitu Waterfront dengan neon lampu Asiatique yang menjadi ikon. Ada juga Town Square, Charoenkrung dan Factory.

oh yah guys ..Kualitas barang yang dijual menurut saya lebih bagus dari barang-barang yang ada di pasar malam Bangkok. Tidak pasaran dan modelnya lebih baik. Toko-toko bajunya menjual model ala distro dan factory outlet,  Untuk harga barang, baju sekitar 80 bhat sampe 150 bhat, gantungan kunci satu buat 20-30 bhat, terus tas tas 150 bhat kurang lebih segitu. Artinya lebih mahal sedikit dari night market. Tapi Anda pun tetap bisa menawar lho guys, walaupun tidak bisa menawar sesadis di night market terus yang bikin keren ada beberapa penjual yang bisa berbahasa indo juga jadi buat yang bahasa inggrisnya kurang lancar tanya aja pake bahasa indo bisa gak?.

Setelah lelah keliling belanja souvenir Kalau perut lapar, ada aneka resto dan cafe dengan ratusan menu dari Asia sampai Eropa. Kalau mau hiburan, ada teater ladyboy 'Calypso' dan teater laga aksi 'Muay Thai Live'. Ada juga bianglala Asiatique Sky.

Yang jelas, Asiatique memang menang suasana dibanding tempat belanja lain di Bangkok. Berada di kawasan Waterfront saja, semua wisatawan betah berfoto-foto pemandangan temaram Bangkok di tepi dermaga bersama hembusan angin malam nan sejuk.

Setelah lelah seharian berkeliling ibukota Negeri Gajah Putih. Asiatique bisa menjadi destinasi yang sempurna untuk menutup hari dengan makan enak, suasana tepi sungai yang asyik dan kalau masih banyak sisa tenaga... lanjut belanja di tempat ini.

BURJ KHALIFA

BURJ KHALIFA

Burj Khalifa ( yang berarti 'Menara Khalifa'), sebelumnya bernama Burj Dubai, adalah sebuah pencakar langit di Dubai, Uni Emirat Arab yang diresmikan pembukaannya pada 4 Januari 2010. Ketinggian pencakar langit ini adalah 828 meter (2.717 kaki). Burj Khalifa adalah bangunan tertinggi di dunia yang pernah dibuat oleh manusia. Dimulai dari melewati ketinggian Taipei 101 sebagai bangunan tertinggi di dunia pada 21 Juli 2007. Pada tanggal 12 September 2007, Burj Khalifa berhasil melewati ketinggian CN Tower sebagai struktur bebas (tanpa penyangga) tertinggi di dunia dan pada tanggal 7 April 2008 struktur tertinggi di dunia dari Menara KVLY-TV yang berada di Blanchard, North Dakota, Amerika Serikat berhasil dilewati. Struktur tertinggi yang pernah dibuat oleh manusia, Menara Radio Warsawa 645,4 m (2.120 kaki) dibuat pada 1974 (namun runtuh pada saat renovasi pada 1991) berhasil dilewati pada 1 September 2008.

Menjulang setinggi 828 di atas Dubai dan saat ini menjadi gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa melambangkan perpaduan antara seni, keahlian teknis, dan warisan budaya. Gedung tersebut terdiri atas kantor dengan luas ratusan meter, 900 tempat tinggal pribadi, Armani Hotel dengan 160 kamar, dan At the Top, ruang observasi outdoor di lantai 124. Tambahan terbaru adalah TopSKY, ruang observasi pemecah rekor di lantai 148. At.mosphere yang elegan, merupakan restoran tertinggi di dunia cukup turun dua tingkat, At.mosphere yang elegan merupakan restoran tertinggi di dunia, dengan pemandangan yang menakjubkan dan menu sekelas bintang. Burj Khalifa juga merupakan surga bagi para pecinta seni; Ada lebih dari 1000 karya seni yang khusus dibuat dari Timur Tengah dan dari seniman internasional di seantero gedung. Burj Khalifa dilengkapi dengan 54 lift dengan kecepatan 60 kilometer per jam. Desain bangunan secara keseluruhan mengadaptasi bentuk bunga Hymenocallis dari Yunani. Awalnya, bangunan ini dinamakan Burj Dubai, namun kemudian diganti menjadi Burj Khalifa untuk menghormati Sheik Khalifa bin Zayed al Nahyan, penguasa Abu Dhabi yang telah menyelamatkan Dubai dari kebangkrutan pada 2009 silam.

Uni Emirat Arab tampaknya boleh berbangga dengan keberhasilan mereka mengubah semua wilayah berpasirnya menjadi sebuah negara yang maju dalam kurun waktu setengah abad. Bahkan, khusus di bidang arsitektur, Dubai sudah menegaskan kemajuannya dengan membangun sebuah gedung pencakar langit yang dinamakan Burj Khalifa.

DUBAI CREEK, sungai buatan

DUBAI CREEK

Dubai creek adalah sebuah sungai kecil air garam yang terletak di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Beberapa sumber mengatakan bahwa sungai ini memanjang ke daratan hingga Al Ain, dan bahwa Yunani Kuno menyebutnya Sungai Zara. Secara sejarah, sungai ini membelah kota menjadi dua bagian utama &ndashl Deira dan Bur Dubai. Di sepanjang tepinya di Bur Dubai anggota suku Bani Yas pertama menetap pada abad ke-19, mendirikan dinasti Al Maktoum di kota itu. Pada awal abad ke-20, sungai ini, meskipun tidak mampu dilayari transportasi berukuran besar, tetapi dapat melayani sebagai pelabuhan kecil bagi dhow yang datang dari India atau Afrika Timur. Meskipun menghambat pintu masuk kapal karena alirannya, sungai ini masih menjadi elemen penting dalam menetapkan posisi perdagangan Dubai, menjadi satu-satunya pelabuhan atau dermaga di kota ini. Industri permata Dubai, yang membentuk sektor utama ekonomi kota, didasarkan pada penjelajahan di sungai ini, sebelum penemuan permata buatan pada tahun 1930-an.

Sungai ini pertama dikeruk tahun 1961 untuk membolehkan perahu sepanjang 7 kaki (2.1 m) untuk melintasi sungai ini setiap waktu. Sungai ini dikeruk kembali tahun 1960-an dan 1970-an sehingga dapat memberikan penjangkaran bagi pengapalan lokal dan tepi pantai hingga 500 ton. Pengerukan ini membuka sungai ini menjadi lebih banyak menerima lalu lintas barang, termasuk pembangunan re-ekspor, dan memberikan Dubai keuntungan dari Sharjah, pusat perdagangan dominan lainnya di wilayah itu pada waktu itu. Jembatan Al Maktoum, jembatan pertama yang menghubungkan Bur Dubai dan Deira dibangun tahun 1963. Meskipun kepentingan sungai sebagai sebuah pelabuhan telah berkurang dengan pembangunan Pelabuhan Jebel Ali, fasilitas yang lebih kecil, seperti Pelabuhan Saeed, terus berdiri di sepanjang sungai, menyediakan tempat berlabuh bagi pedagang dari daerah itu dan anak benua India.Aliran awal sungai ke daratan Dubai adalah sepanjang Deira Corniche dan Al Ras di timur Dubai dan sepanjang Al Shindagha di barat Dubai. Kemudian berlanjut ke tenggara masuk ke daratan, melewati Pelabuhan Saeed dan Dubai Creek Park. Akhir aliran alami sungai adalah di Ras Al Khor Wildlife Sanctuary, 14 kilometer (8.7 mil) dari muaranya di Teluk Persia. Bentuk tradisional angkutan antara bagian timur dan barat Dubai melewati sungai ini adalah dengan abra, yang terus beroperasi di Dubai. Selain itu, bagian timur dan barat dihubungkan oleh satu jembatan (Jembatan Al Maktoum, Jembatan Al Garhoud, Penyeberangan Business Bay dan Jembatan Terapung) dan satu terowongan (Terowongan Al Shindagha).

sekarang dubai creek masih digunakan sebagai sarana tranfortasi untuk bepergian ke tempat lain menggunakan kapal atau prau dan sebagai pelabuhan dan lainnya sama seperti fungsinya pada jaman dahulu, dubai creek juga salah satu tempat yang wajib di kunjungi oleh wisatawan yang datang kedubai, dengan menggunakan prahu yang tersedia di situ wisatawan bisa berkeliling menggunakan perahu atau kapal mengelilingi keindahan kota dubai.